Pagi nan indah...
Ku nikmati segala anugerah yang telah tuhan
beri pada setiap makhluk dengan adil..
Ku berjalan dengan pasti,ku awali pagi ku
dengan sosok aku dimasa lalu dan sekarang,tanpa ada yang kurang sedikit
pun,ya...aku tetap menjadi cangkir usang-kosong-dingin...tanpa ada setetes kopi
murah atau mahal sekali pun didalamnya.Aktivitas ku yang terasa melelahkan itu
sudah seperti soulmate yang menyatukan tubuhnya dekat dengan kulit-hati-pikiran
ini,dan peranan kaki yang sangat penting untuk aku berjalan,dan seluruh bagian
tubuh ku yang akan menjadi pertama ku ucapkan banyak terimakasih..mereka
bekerja tanpa ada keluh kesah.
Oh tuhan apakah ini...
Ku dimanjakan dengan anugerah mu lagi,tapi
kurasa ini lain tak seperti anugerah yang setiap hari kau beri dan setiap saat
ku rasakan,kau turun kan aku sebongkah intan permata yang nampak sederhana
dipandangan orang lain,namun ku tak menengoknya persis seperti yang
lain....aku-merasa-tertarik...
Sapaan pertama yang tak indah memang menjadi
awal perjumpaan kami,rasa benci hadir karna kesalahan kami menilai dan
menganalisa siapa kau dan siapa aku,kami hanya menerawang diri kami
masing-masing dari teropong bukan dengan mata telanjang,ini kesalahan kami...
Perjalanan ini semakin terasa hadir,apakah ini
memang ada atau kah aku yang baru menjadi perasa?
Sedikit demi sedikit ku miliki senyum
mu...bahagialah aku...ku pikir aku takkan menjadi usang terus menerus karna
permata ini yang kini mampu menghiasi tubuh ku ini,aku merasa megah akan
hadirnya sosok mu,tubuhku tak terasa berdebu karna ku memiliki senyum
manismu,aku tak lapuk lagi ku merasa ku terlahir kembali karna telah kau
pancarkan sinar itu kepada diriku...
Setelah hujan terbitlah pelangi nan indah,
namun pelangi takkan selamanya mengindahkan langit yang sedang bersedih
hati,sama seperti kisah ku...pelangiku hilang setelah ku mengetahui bahwa
permata ku itu terikatkan emas nan elok membalut tubuhnya sejak lama...rasanya
tubuh ini memang akhir-akhir ini terjatuh namun jatuh dari ketinggian dan
mendarat di gumpalan kapas yang terasa aman dan terjaga,kini ku merasakan
terjatuh yang beda....aku merasa berada pada ketinggian yang tak pernah ku kira
seberani ini kah ku berdada di tempat ini dan akhirnya aku jatuh menjadi
seribu...tubuhku pecah dan berantakkan tuhan...namun ku coba tetap menjadi aku
yang kemarin di hadapan permataku,seolah ini baik-baik saja...
Aku dan dirinya merasa seperti
menemukan,menemukan apa yang selama ini kami cari,yaitu melengkapi satu sama
lain...namun hanya ada satu penghalang yang menajadikan kami takkan pernah bisa
menyatu,tubuhnya telah terikat emas itu,ternyata aku kalah cepat berjumpa
dengannya.
Aku dan dirinya sering melewati beberapa waktu
bersama,bak sepasang pasangan yang saling melengkapi namun dalam hening aku
merasa hati ku tak bisa diam seperti merasa geram,otak ku selalu bicara “apa
yang kau lakukan!!!!!kau buat dirinya bahagia bersama kau,perlu kau ingat ia
telah dimilik orang lain!!!!” AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!
Rasanya ku ingin mati saja berada di jalan yang salah,lamunanku terasa
panjang saat menatap wajahnya itu
terfikir suatu kontra antara fikiran dan hati,matanya yang ku rindukan,ritme
nafas yang selalu kurasa dan suara yang hangat akan menghatui ku dimana pun ku
berada,tuhan jangan kau tunjukan apa yang terjadi didalam diriku ini...aku tak
kan rela kehilangan rasa nyaman ini.
Waktu memaksa ku untuk menghadapinya...angka
dan detak jam pun tak bisa ku hentikan begitu saja,begitu pun dengan pergantian
siang dan malam...
Kimiat ku datang...
Kita bertukar perasaan dalam waktu yang cukup
singkat,berkata jujur tentang apa yang masing masing kami rasakan,sebetulnya
ini bahagia untuk ku dan dirinya namun lagi-lagi kami terbataskan oleh emas
itu...
Pupus harapan ku,aku tetaplah aku,cangkir
usang-kotor-tak menarik ternyata akan tetap selalu menjadi notabane ku,ternyata
aku takkan menjadi cangkir yang menjadi pujaan para bangsawan kerajaan yang
akan diindah kan oleh permataku itu...
Tubuh ini memang bisa pergi namun rasa ini
takkan pernah lari....

R
Tidak ada komentar:
Posting Komentar